Bagaimana saya tidak kagum, seperti nenek yang mengaku bernama Djojo ( baca : Joyo ) ini. Beliau menghabiskan harinya di sebuah ruangan di samping rumahnya yg berisi barang-barang dan batubata untuk membuat sebuah tikar dari bahan limbah tanaman padi yang orang sini biasa di sebut 'mendong'. Mendong-mendong tersebut di dapat mbah Djojo dari orang yang mempunyai sawah dengan membelinya dengan harga Rp 3.000 untuk 1 ikat. Beliau membeli beberapa ikat mendong dan 1-3 ikat mendong tersebut di warnai dengan pewarna kain. dengan warna mera, biru, hijau dan kuning ( warna asli ), kemudian mbah Djojo mulai membuatnya menjadi tikar dengan cara menganyamnya satu per satu..seperti yang terlihat foto yang berjudul "Tepi Jaman" ini..
Dan foto-foto berikutnya ini adalah bukti bahwa nenek ini sangat menikmati pekerjaannya
Setelah mbah Djojo dengan ketekunannya, ada sosok lain yang juga tak kalah di usia senjanya...yaitu nenek Tum. Orang yang tidak sengaja saya temui saat saya berjalan pulang dari memotret mbah Djojo. nenek Tum yg biasa di panggil 'yu Tum' ini merupakan sosok yang tak kalah tangguh. Beliau masih sangat kuat fisiknya walaupun tampak dari luar sudah ada keriput dimana-mana. yu Tum sedang mengolah sawahnya seorang diri di sore yang lumayan terik. Beliau sedang menyiangi sawahnya atau orang sekitar menyebutnya 'matun'.
Foto-foto ini sudah saya edit sedemikian rupa...maaf jika editan saya kurang enak di pandang...berikut foto-foto yu Tum yang sempat saya abadikan...
Untuk kali ini, segini dulu yah semua...lain kali ketemu lagi. Saya usahakan ketemu lagi secepatnya di blog ini...hehehe :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar